Contoh Puisi Ibu

  • admin
  • Mei 31, 2020
Contoh Puisi Ibu

Ada banyak cara seseorang untuk mengespresikan kebahagiaan atau pengabdian terhadap sesuatu atau subjek paling berjasa dalam hidupnya. Biasa diekspresikan dengan kejutan, karya tulis, tindakan berkesan, bisa juga melalui puisi ibu untuk mengingat sosok paling berjasa tersebut.

Makna dari Sebuah Puisi

Makna puisi merupakan arti yang terdapat di dalamnya kemudian pembaca menerimanya atau pendengar berdasarkan tingkat wawasannya. Maka dari itu makna karya sastra tersebut dapat berbeda-beda persepsinya apabila kita tafsirkan. Karena dalam interpretasi tadi akan mengandung unsur subjektivitas.

Karena pengalaman, kedewasaan pengetahuan serta kemantapan interpreter dapat menetapkan kualitas unsur penting pada puisi. Bisa jadi hanya pengarangnya saja yang mengerti makna sebenarnya dari karya sastra tersebut. Nantinya bentuk apresiasi puisi mencakup pemahaman unsur intrinsik dan eksterinsik

Unsur intrinsik pada sebuah syair mencakup diksi, tema, bait, makna dan amanat. Sedangkan untuk unsur ekstrinsik meliputi latar belakang pengarang, kondisi masyarakat ketika puisi tersebut menggiring kepada aspek adat, politik, sosial dan sejenisnya. Bahkan tanpa terkecuali sebagai bentuk pengabdian.

Berbagai Contoh dan Makna Mengenai Puisi Tentang Ibu

Karena Ibu adalah sosok orang tua berjasa yang patut dihormati, dihargai dan disanjung. Dan sebagaimana perannya sangat besar terhadap tumbuh kembang sang anak. Mulai dari mengasuh, merawat, membesarkan hingga memberikan kasih sayang. Oleh karena itu penghormatan sang anak tersebut menuliskannya  dalam bentuk puisi.

Puisi Ibu – Mengisyaratkan Perjuangan Seorang Ibu

Puisi memberikan makna sendiri bagi pengarangnya ada beberapa sudut pandang lain yang tertuang dalam karya sastra tersebut. Misalnya memperlihatkan bahwa perjuangan seorang ibu memang tidak ada batasnya mulai dari mengandung, hingga membuat sang anak berhasil mencapai cita-citanya.

Contoh puisi untuk ibu dapat kita lihat dari bait-baitnya yang memperlihatkan bahwa ibu telah berjuang dari mengandung selama 9 bulan sang anak tumbuh dewasa. Pengabdian tersebut terlihat pada bentuk karya sastra berikut:

Ibu……

sangat besar jasamu

T’lah lama aku membebani tubuhmu

selama 9 bulan…

hingga kau perjuangkan nyawamu

Kau telah melerakan segalanya demi aku

ibu……..

tanpamu aku takkan pernah hadir di dunia ini

Perhatianmu selalu menyertaiku

Kasih sayangmu menaungiku dengan sikap lembutmu

apapun yang terjadi ….

kau selalu bersamaku

Selama dunia meniupkan angin

Selama bumi masih menyimpan air

Kau akan terus menjagaku

Terus melindungiku

Terimakasih ibu

Kau adalah wanita mulia

Kan kuingat selalu jasamu

Puisi Ibu – Memperlihatkan Balas Budi Sang Anak

Puisi tentang ibu bisa memiliki makna selain perjuangannya yang tidak kenal lelah mengurus sang anak. Maka dari itu bentuk balas budi memperlihatkan sisi menghormati kehadiran dan kasih sayangnya selama ini. Karya sastra dapat menjadi media untuk mengespresikan kerendahan hati seorang anak.

Syair yang memperlihatkan sisi rendah hati sang anak dapat dilihat dari kandungan bait-baitnya. Sebagai contoh puisi ibu dapat dilihat melalui bentuk karya sastra berikut ini:

Ibu…

Sejak kecil kau kau merawatku

Kau rawat aku dengan kasih sayangmu

Besarnya kasih sayangmu berhasil membuatku tumbuh besar

Tumbuh sebagai sosok yang sukses.

Ibu…

Sungguh aku tidak tahu cara melunasi kebaikanmu

Aku hanya bisa melindungimu

Melindungi dari orang-orang yang melukaimu

Ibu…maafkan aku jika perjuanganku tidak sehebat dirimu

Sungguh tiada maksud dari hatiku sengaja membuatmu sedih

Aku hanya berusaha…

berusaha untuk selalu membahagiakanmu.

Puisi Ibu – Tekad Ibu untuk Membahagiakan Anaknya

Makna puisi ibu juga memperlihatkan bahwa sang ibu berupaya untuk membahagiakan anaknya. Meskipun sosok berjasa tersebut sedang mengalami kesulitan. Sehingga melalui karya sastra yang dituliskan dalam bait-bait indah. Dengan begitu orang yang membaca atau mendengarkannya akan tersentuh.

Tekad ibu ketika ingin membahagiakan anaknya adalah niat murni. Kelak menjadi sosok yang berhasil dan dapat membahagiakan tidak hanya dirinya tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Contoh puisi ibu ini dapat terlihat pada susunan bait-bait berikut:

Ibu…

Dalam senyuman engkau sembunyikan rasa letihmu

Siang dan malam rasa derita menghampirimu

Tidak sedetikpun langkah kakimu terhenti

Kelak nantinya memberi harapan untukku

Segala Cercaan tidak pernah lepas darimu

Berbagai Cacian engkau terima demi anakmu

Tapak demi tapak rela engkau tempuh demi masa depanku

Perjalanan demi mencari harapan aku, anakmu

Bukanlah segunung berlian yang engkau harapkan

Bukan pula tumpukan uang yang engkau inginkan

Dan bukan pula sebuah monument raksasa melambangkan jasamu

Tapi keinginan dari hatimu untuk menggembirakan masa depan anakmu

Satu kalimat ucapanmu terngiang dalam pikirku

Membuatku kokoh menghadapi kerasnya dunia

Anak ini terus menyayangimu, Menyayangimu tanpa kenal waktu

Sekarang buah dari tekadmu membuatku mampu untuk membahagianmu

Puisi Orang Tua – Ditujukan Pula untuk Sang Ayah

Puisi untuk ibu memiliki kedalaman makna yang begitu besar. Namun bukan berarti peran sang ayah terpinggirkan. Karena kepala rumah tangga memiliki kewajiban dalam mencari nafkah supaya anak dan istrinya tetap terpenuhi kebutuhannya. Selain itu sosok tersebut menjadi pelindung dalam keluarga.

Ketika puisi tentang ayah dan ibu ditulis, dalam kandungan bait-baitnya mengindikasikan bahwa peran sang bapak juga sangat dibutuhkan. Contoh puisi berikut menyiratkan kepada pembaca maupun pendengar tentang keutamaan pengorbanan dari kedua orang tua tersebut:

Ibu…

Walau lelah, kalian tetap tersenyum

Walau aku sering berbuat salah

Kalian tetap memberi senyum dan sayang

Tidak pernah sedikitpun berharap balasan

Aku tahu,

Semua ini agar aku merasakan bahagia

Kalian adalah cahaya

Kalian adalah pelita di hidupku

Kalian adalah penuntun jalanku

Maafkan anak kalian

Bila anak kalian ini belum mampu membalas…

Segala pemberian kalian padaku

Namun anakmu berjanji,

Doa ini selalu menyertai kalian

Agar kalian bahagia menjalani masa tua

Agar kalian selalu tersenyum bahagia

Meskipun tidak sebesar apa yang telah kalian beri pada anakmu

Ibu…

Kau adalah bulan di kegelapan malamku

Yang selalu di menerangi hatiku

Ayah,

Kau adalah mentari pagiku

Yang selalu menyinari

Ayah, Ibu,

Aku mecintai kalian

Seperti aku mencintai sang Ilahi

Puisi Ibu – Sebagai Bentuk Doa bagi Kedua Orang Tua

Doa dapat dipanjatkan melalui sarana puisi tentang orang tua. Karena jasa orang tua bagi anak-anaknya tersebut tentu membekas dan sulit terlupakan. Sebagai anak yang tumbuh dari jerih payah keduanya, tidak salah bila membuat karya sastra seperti contoh berikut ini:

Ayah dan ibu buah dari jasa kalian sekarang aku hidup bahagia

Semoga ayah dan ibu selalu diberi kesehatan

Bunga sakura mekar saat musim semi tiba

Kasih sayang kalian tersemai tanpa kenal musim dan hari

 

Ketulusan kalian larut dalam tetesan embun pagi

Membasahi dedaunan yang menenangkan sanubari

Burung kutilang bercicit di awan

Terbisukan oleh nasehat-nasehat kalian yang memberikan kesan

Tanpa sosok kalian, aku bagai nelayan yang berlayar

lalu mendayung perahu tanpa sampan

Aku terombang-ambing oleh dahsyatnya ombak di lautan

Tanpa senyum kalian di sini

Apalah arti duniaku yang terlihat berbahagia ini

Gedung mewah dan kokoh nantinya akan roboh juga

Tenaga yang dulunya kuat kini melemah tergerus masa

Semoga pengorbanan kalian melebihi manisnya madu

Dibalas cepat melebihi kecepatan cahaya menembus ruang dan waktu

Wahai Rabb yang memberi hidup

Bahagiakanlah mereka, orangtuaku sampai akhir hayat

Jauhkan mereka dari ucapan insan yang menyayat

Wangikan nama mereka seperti harum bunga di taman-taman surga

Bentuk ekspresi di atas merupakan puisi orang tua yang didoakan oleh sang anak. Sebab peran mereka sangat berdampak besar bagi keberhasilan sang buah hati. Maka dari itu lewat karya sastra indah alunan doa dipanjatkan agar kedua sosok berjasa tersebut diberikan tempat terbaik oleh Allah Yang Maha Esa.

Puisi Ibu – Suatu Bentuk Terima Kasih Terhadap Sang Ibu

Kembali lagi menyangkut dengan pengorbanan sang ibu yang begitu penting. Posisinya bahkan tidak dapat tergantikan sampai kapanpun. karena itu sudah sewajarnya sang anak menaruh rasa hormat, apresiasi dan membahagiakannya lewat tindakan atau bentuk karya sastra yang menenangkan jiwa.

Wujud terima kasih anak diperlihatkan melalui bait-bait puisi yang tersusun indah dan memiliki makna mendalam. Sehingga tidak jarang pembaca atau pendengar merasa terwakilkan perasaannya. Puisi terima kasih ibu dapat dilihat pada contoh berikut:

Saat kulihat dekat terhadap sudut matamu

Tersimpan rasa letih dan derita yang dalam

Anakmu sadar disana tersimpan air mata pengorbanan

Pengorbanan yang begitu besar tanpa dapat terlukiskan dengan kata-kata

Kini air matamu menjadi cambuk bagiku

Agar senantiasa mengerti pengorbananmu

Ibu selalu berharap agar anakmu kelak menjadi sosok yang berhasil

Namun sering anakmu melawan dan lalai dari nasehatmu

Anakmu selalu memberikan kesedihan padamu

Tapi sudah lama aku bertekad untuk menyeka air matamu…

menggantinya dengan tangis bahagia sebagai buah harapan yang kau damba

Terima kasih Ibu

Kau takkan pernah tergantikan di dalam sanubari anakmu.

Puisi Ibu – Memperlihatkan Kegigihan Seorang Ibu

Sosok ibu dikenal sebagai sosok tangguh, berwibawa dan penuh kasih sayang. Bahkan setelah melahirkan sang anak ke dunia, tugasnya masih berlanjut untuk membahagiakan sang buah hati. Sedangkan salah satu bentuknya adalah dengan pengorbanan. Karena kegigihannya terlihat ketika menjalankan perannya tersebut.

Sebagai seorang anak yang berbakti ada cara untuk mengekspresikannya melalui bentuk karya sastra yang indah dan menyentuh hati. Karena itu, tuangkan perasaan bahwa sosok berjasa tersebut sangat layak untuk mendapatkan balasan kebahagiaan. Contoh puisi ibu berikut ini menyiratkan kegigihannya:

Segumpal darah tumbuh dalam rahimmu

Hingga perlahan anakmu berkembang menjadi makhluk ciptaan-Nya

Makhluk yang kelak menjadi amanat bagimu

Sampai aku lahir ke dunia

Kemudian kau menjaga dan merawatku

Kau mengajariku bertutur kata

Kau mengajariku berperilaku

Kau mengajarkanku mendekati hal baik dan menjauhkan yang buruk

Saat menjalani semua itu

Kau tidak memikirkan lelah dan pilu di tubuhmu

Kau masih terus terlihat bahagia

Terkadang kau kesal akan sikap dan tingkahku

Tapi kau tetap mengarunginya seikhlas hati

Memancarkan kasih sayangmu

Melakukan berbagai upaya untuk membahagiakan anakmu

Tanpa peduli apa kata orang di luar sana

Engkaulah pahlawan di hatiku

Pengorbananmu menghiasi kehidupan kecil hingga dewasaku

Senyum manis selalu kau pancarkan kepadaku

Sungguh ekspresi itu menguatkan batinku

Cahaya cintamu takkan pernah padam

Kasih sayangmu akan terus bercahaya di hatiku

Bagaimanapun kisahku nantinya…

Aku akan berusaha membalasnya

Aku mengerti dan menyadari

Tiada lautan kasih paling dalam selain yang datang darimu

Doa dan pengorbananmu tanpa terhenti

Menjadi bekal kehidupan bagi kesuksesan anakmu

Kini hanya tersisa batinku

Bentuk pengabdianku padamu takkan pernah sempurna

Kelalaian tugasku sebagai buah hatimu

Hanya berupa doa yang selalu kupanjatkan

Hanya berupa tutur dan bentuk terimakasih ku yang tersampaikan.

Balasanku padamu masih jauh dari kata sempurna dari kegigihanmu.

Untukmu ibu sosok paling berarti dalam hidupku.

Puisi Ibu – Sebagai Wujud Keriduan Sang Anak Terhadap Ibunya

Tiada hal yang paling bermakna selain merindukan sosok ibu. Karena sang anak saat berada jauh dari orang tua merasakan keadaan seperti itu. Tidak jarang si buah hati mengusahakan suatu cara agar dapat bertemu kembali dengan kedua orang tuanya.

Salah satu cara mengekspresikan kerinduan dapat dilakukan dengan menulis puisi ibu. Oleh sebab itu, rasa sesak ingin bertemu sang bunda dapat dilukiskan pada secarik kertas dengan alunan bait-bait harapan. Sebagai contoh dapat melihat karya sastra berikut:

Paras lembut penuh untaian kasih sayang

Selalu menemani di saat anakmu dirundung ketakutan

Selalu hadir saat aku menangis kesakitan

Tanpa lelah menghadapi kenakalan demi kenakalan

Kau hanya tersenyum saat orang lain memarahiku

Ibu…

Aku merindukan masa-masa itu

Aku ingin kau menemaniku lagi seperti dulu

Semanjak anakmu merantau di negeri orang

Sulit rasanya bagiku menghadapi kehampaan ini

Sulit rasanya aku melangkah

Aku sungguh belum siap untuk terpisah lama darimu

Bahkan aku tidak pernah mencoba hidup tanpamu

Dulu aku pernah membuatmu marah

Dulu aku pernah pula menyusahkanmu

Kuharap ibu tidak pernah lelah dengan tindakanku

Karena saat ini jauh diriku mencoba mendekatimu

Ibu…

Aku ingin bertemu kembali padamu

Belum selesai rasanya balasanku untukmu

Belum pula saatnya aku terlalu lama meninggalkanmu

Aku mohon saat pulang nanti

Peluk aku dan katakan bahwa ibu juga merindukanku

Karena kurasakan saat ini adalah ha yang sama

Puisi Ibu – Berisi Makna Perpisahan

Momen perpisahan adalah paling menyedihkan dan tidak bisa kita hindari dalam hidup. Apalagi harus berpisah dengan sosok ibu yang selama ini kita sayangi. Pada akhirnya peran sosok tersebut harus terhenti lewat kehendak sang Ilahi. Tidak bisa menyalahkan karena Allah lebih menyayangi hamba-Nya.

Sebagai sang anak harus siap sedia menghadapi kehilangan. Alangkah indahnya bila sebelum kepergiannya si buah hati sempat memberikan kebahagian terhadap sosok berjasa tersebut. Karena ketika perpisahan sudah tidak dapat terhindari yang tersisa hanya berupa kenangan dalam tulisan puisi berikuti:

Tubuhmu telah kaku, matamu telah terpejam

Mulutmu kini membisu, nafasmu terhenti sudah

Aku tahu, Ibu sudah pergi ke alam sana

Namun kenanganmu tertinggal bersamaku

Saat terakhir kali kulihat dirimu

Wahai ibuku…

Belum lama engkau terkubur di tanah merah

Terbaring dalam kesendirian

Dukaku kini menjalar ke seluruh tubuh

Walau aku sadar ibu sudah beristirahat dengan tenang

Pernah dulu aku ditegur

Ibu bilang untuk kebaikan

Pernah aku dimarahi

Ibu bilang untuk memperbaiki kesalahan

Ibu pernah memintaku untuk membantu

Ibu bilang agar aku dapat mengerti

Wahai ibuku…

Pernah aku merengek, ibu bilang aku manja

Pernah aku melawan, ibu bilang aku tidak hormat

Pernah aku menangis, ibu bilang aku lemah

Waha ibuku…

Saat aku pernah berbuat salah, ibu hukum aku dengan nasehat

Saat aku dirundung kecewa, Ibu bangun di malam hari dan bermunajat

Saat aku dalam kesakitan, ibu obati aku dengan penawar dan motivasi

Kelak jika saatnya nanti aku meraih kesuksesan

Ibu memintaku bersyukur pada Allah.

Tanpa pernah kulihat air mata dukamu

Bahkan tidak kulihat mengalir di pipimu

Betapa tangguhnya dirimu

Wahai ibuku….

Aku sangat menyayangimu

Sekarang kau sudah meninggalkanku

Doa aku panjatkan untukmu

Ya Rabb, kumohon padaMu

Selamatkanlah dirinya

Mudahkanlah langkah telapak kakinya mencapai surga

Kesimpulan

Karena keragaman makna puisi ibu di atas setidaknya memberi pengertian cara mengekspresikan rasa mendalam terhadap pengorbanan beliau. Meskipun bakti anak terhadap sang ayah harus tetap dilakukan. Sebab peran keduanya mempengaruhi kehidupan si buah hati dari masa kecil hingga dewasa.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan